Resume
"Cinta Kasih dalam
Buku IBD"
OLEH KELOMPOK 1 :
Aldino Agum Gumelar 10117442
Dwi Setiadi Waluyo 11117823
Novia Anggraeni 14117544
Redha Gherardescha 15117011
Risma Intan Kusuma Devi 15117251
Aldino Agum Gumelar 10117442
Dwi Setiadi Waluyo 11117823
Novia Anggraeni 14117544
Redha Gherardescha 15117011
Risma Intan Kusuma Devi 15117251
1KA03
UNIVERSITAS GUNADARMA
Depok
2018
Pendahuluan
Cinta
mengandung peranan yang penting dalam kehidupan manusia, sebab cinta merupakan
landasan dalam kehidupan perkawinan, pembentukan keluarga dan pemeliharaan
anak, hubungan yang erat dimasyarakat dan hubungan manusiawi yang akrab.
Demikian pula cinta adalah pengikat yang kokoh antara manusia dengan Tuhannya
sehingga manusia menyembah Tuhan dengan ikhlas, mengikuti perintahnya, dan
berpegangan teguh pada syariatnya.
Dalam
bukunya seni mencinta, Erich Fromm menyebutkan, bahwa cinta itu terutama
memberi, bukan menerima. Kata memberi merupakan ungkapan yang paling tinggi
dari kemampuan dan yang paling penting dalam memberi ialah hal-hal yang sifatnya manusiawi, bukan
materi. Cinta selalu menyatakan unsur-unsur dasar tertentu, yaitu pengasuhan,
tanggung jawab perhatian dan pengenalan. Pada pengasuhan contoh yang paling
menonjol adalah cinta seorang ibu pada anaknya, bagaimana seorang ibu dengan
rasa cinta kasihnya mengasuh anaknya dengan sepenuh hati. Oleh sebab itu, cinta
kasih diperlukan sebagai kebutuhan semua makhluk, khususnya manusia sebagai
makhluk sosial. Selain itu, pentingnya cinta dan kasih sayang yaitu untuk
menciptakan ketentraman dan kedamaian untuk setiap manusia. Adapun pembahasan
yang akan dibahas yaitu cinta dan kasih sayang yang berisikan cinta kepada
sesama manusia, kasih sayang terhadap manusia bahkan makhluk hidup lainnya,
serta interaksi yang menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang kepada sesama.
Pembahasan
A.
Pengertian
Cinta Kasih
Menurut
Kamus Umum Bahasa Indonesia cinta adalah karya W.J.S Purwadaminta cinta adalah
rasa sangat suka atau rasa sayang kepada ataupun rasa sangat kasih atau sangat
tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih artinya rasa perasaan sayang atau cinta
kepada atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian arti cinta dan kasih hampir
bersamaan sehingga kata kasih memperkuat rasa cinta. Karena itu cinta kasih
dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai
dengan menaruh belas kasihan. (hal : 55)
Perbedaan
cinta dan kasih, cinta lebih mengandung
pengertian mendalamnya rasa, sedangkan
kasih lebih keluarnya; dengan kata lain bersumber dari cinta yang mendalam
itulah kasih dapat diwujudkan secara nyata. Cinta memegang peranan yang penting
dalam kehidupan, sebab cinta merupakan landasan dalam kehidupan perkawainan,
pembentukan keluarga dan pemeliharaan anak, hubungan yang erat dimasyarakat dan
hubungan manusiawi yang akrab. Demikian pula cinta adalah pemikat yang kokoh
antara manusia dengan tuhannya sehingga manusia menyembah tuhan dengan ikhlas
mengikuti perintahnya dan berpegang teguh pada syariatnya. (hal :55)
Cinta
selalu menyatakan unsur-unsur dasar tertentu, yaitu (hal : 56) :
a. Pengasuhan : rasa cinta kasih yang
dilimpahkan dan disampaikan kepada orang terdekat dengan tulus dari dalam hati.
Contoh : cinta seorang ibu pada anaknya, bagaimana seorang ibu dengan rasa
cinta kasihnya mengasuh anaknya dengan sepenuh hati.
b. Tanggung
jawab : sesuatu tindakan sukarela
pada kasus hubungan ibu dan anak bayinya yang menunjukkan penyelenggaraan atas
hubungan fisik. Contoh : orang tua yang bertanggung jawab atas kelangsungan
hidup anaknya dengan memberikan kebutuhan sehari-hari yang sang anak perlukan.
c. Perhatian : memperhatikan bahwa
pribadi lain itu hendaknya berkembang dan membuka diri sebagaimana adanya.
Contoh : perhatian ibu kepada anaknya dengan
memberikan motivasi dan dukungan kepada sang anak,
d. Pengenalan : keinginan untuk mengetahui
rahasia manusia.
- Keterikatan : adanya perasaan untuk hanya bersama dia, segala prioritas untuk dia, tidak mau pergi dengan orang lain kecuali dengan dia
- Keintiman : adanya kebiasaan-kebiasaan tingkah laku yang menunjukkan bahwa antara anda dengan dia sudah tidak ada jarak lagi. Panggilan formal seperti Bapak, Ibu, Saudara digantikan dengan sekedar memanggil nama atau sebutan sayang dan sebagainya.
- Kemesraan : adanya rasa ingin membelai atau dibelai, rasa kangen kalau jauh atau lama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang mengungkapkan rasa sayang dan seterusnya
Dalam
kitab suci Al-Qur’an, ditemui adanya fenomena cinta yang bersembunyi didalam
jiwa manusia. Cinta memiliki tiga tingkatan : tinggi, menengah dan rendah.
Tingkatan cinta tersebut berdasarkan firman Allah dalam surah At-Taubah ayat 24
yang artinya sebagai berikut (hal : 57) :
Katakanlah,
: “jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri keluargamu, harta
kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khatirkan dan rumah-rumah
tempat tinggal yang kamu sukai ; adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan
rasulnya dan berjihad dijalannya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan
keputusannya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.”
Cinta
tertinggi adalah cinta kepada Allah, Rasulullah dan berjihad dijalan Allah.
Cinta tingkat menengah adalah cinta kepada orangtua, anak, saudara, istri atau
suami dan kerabat. Cinta tingkat terendah adalah cinta yang lebih mengutamakan
cinta keluarga, kerabat, harta dan tempat tinggal. (hal : 57)
Hikmah cinta sangatlah besar. Hanya
orang yang telah diberi kefahaman dan kecerdasan oleh Allah sajalah yang mampu
merenungkannya. Diantaranya (hal : 58 – 59) :
- Sesungguhnya cinta itu adalah ujian yang berat dan pahit dalam kehidupan manusia, karena setiap cinta akan mengalami berbagai macam rintangan
- Fenomena cinta sudah melekat didalam jiwa manusia merupakan pendorong dan pembangkit yang paling besar dalam melestarikan kehidupan lingkungan, kalau bukan karena cinta tentu manusia tidak akan pernah terdorong gairah hidupnya untuk mewujudkan apa yang dia cita-citakan
- Pendek kata kalau bukan karena fenomena cinta takan pernah ada gerakan, kreasi dan apresiasi di dunia ini. Juga tidak akan pernah ada pembangunan dan kemajuan
- Fenomena cinta merupakan faktor utama didalam kelanjutan hidup manusia, dalam kenal mengenal antar mereka. Juga modal utama didalam mengenal berbagai macam ilmu pengetahuan yang tersimpan didalam keindahan alam, kehidupan dan kemanusiaan
- Fenomena cinta, jika diperhatikan merupakan pengikat yang paling kuat di dalam hubungan antar anggota keluarga, kerukunan bermasyarakat, mengasihi sesama makhluk hidup, menegakkan keamanan, ketentraman, dan keselamatan disegala penjuru dunia.
B.
Cinta
Menurut Ajaran Agama
Ada
yang berpendapat bahwa etika cinta dapat dipahami dengan mudah tanpa dikaitkan
dengan agama. Teteapi dalam kenyataan hidup manusia masih mendambakan tegaknya
cinta dalam kehidupan ini. Atas dasar ini, agama memberikan ajaran cinta kepada
manusia. Dalam kehidupan manusia, cinta menampakkan diri dalam berbagai bentuk.
Kadang-kadang seseorang mencintai dirinya sendiri, kadang-kadang mencintai
orang lain atau juga istri dan anaknya, hartanya, atau Allah dan Rasulnya. (hal
: 59)
Cinta
Diri
Cinta
diri erat kaitannya dengan dorongan manjaga diri. Manusia senang untuk tetap
hidup, mengembangkan potensi dirinya, dan mengaktualisasikan diri. Termasuk
mencintai segala sesuatu yang mengembangkan kebaikan pada dirinya. Sebaliknya,
ia membenci segala sesuatu yang menghalanginya untuk hidup, berkembang, dan
mengaktualisasikan diri. Al-Qur’an telah mengungkapkan cinta alamiah manusia
terhadap dirinya sendiri, kecenderungannya untuk menuntut segala sesuatu yang
bermanfaat dan berguna bagi dirinya, melalui ucapan Nabi Muhammad S.A,W, bahwa
seandainya beliau mengetahui hal-hal ghaib tentu beliau akan memperbanyak
hal-hal yang baik bagi dirinya dan menjauhkan dirinya dari segala keburukan. (hal
: 59)
4
Cinta
Kepada Sesama Manusia
Agar
manusia tetap hidup dengan penuh keserasian
dan keharmonisan dengan manusia lainnya, manusia harus membatasi
cintanya kepada diri sendiri dan egoismenya yang hanya mementingkan dirinya
sendiri. Hendaknya ia menyeimbangkan cintanya itu dengan cinta dan kasih sayang
pada orang lain. Oleh karena itu, ketika Allah memberi isyarat tentang
kecintaan manusia pada dirinya sendiri seperti yang tampak pada keluh kesahnya
apabila ia tertimpa kesusahan dan usahanya yang terus-menerus untuk memperoleh
kebaikan, Allah langsung memberi pujian kepada orang-orang yang berusaha untuk
tidak berlebih-lebihan dalam cintanya kepada diri sendiri dan melepaskan diri
dari gejala-gejala itu adalah dengan melalui iman shalat, berzakat, sedekah,
dan menjauhi segala larangan. (hal : 60)
Cinta
Kepada Allah
Puncak
cinta manusia, yang paling bening, jernih dan spiritual ialah cintanya kepada
Allah dan kerinduannya kepada-Nya. Tidak hanya dalam shalat, pujian, dan doanya
saja, tetapi juga dalam semua tindakan dan tingkah lakunya. Semua tingkah laku
dan tindakannya ditujukannya kepada Allah, mengharapkan penerimaan dan
ridhonya. Cinta yang ikhlas seorang manusia kepada Allah akan membuat cinta itu
menjadi kekuatan pendorong yang mengarahkannya dalam kehidupannya dan
menundukan semua bentuk kecintaan lainnya. Sebab dalam pandangannya semua wujud
yang ada di sekelilingnya mempunyai manifestasi dari Tuhannya yang
membangkitkan kerinduan-kerinduan spiritualnya dan harapan kalbunya. (hal
: 61 – 62)
Cinta
kepada Rasul
Cinta
kepada Rasul, yang diutus Allah sebagai rahma bagi seluruh alam semesta,
menduduki peringkat ke dua setelah cinta kepada Allah. Karena Rasul merupakan contoh
yang ideal sempurna bagi manusia baik dalam tingkah laku, moral, maupun
berbagai sifat luhur lainnya. Seorang mukmim yang benar-benar beriman dengan
sepenuh hati akan mencintai Rasulullah yang telah menanggung derita dakwah
Islam, berjuang dengan penuh segala kesulitan sehingga Islam tersebar di
seluruh penjuru dunia, dan membawa kemanusiaan dari kekelaman kesesatan menuju
cahaya petunjuk. (hal : 62)
C.
Kasih
Sayang
Pengertian
kasih sayang menurut kamus umum bahasa Indonesia karangan W. Y. S.
Poerwadarminta adalah perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada
seseorang. Dalam kehidupan rumah tangga
kasih sayang merupakan kunci kebahagiaan. Dalam kasih sayang sadar atau tidak
sadar dari masing-masing pihak dituntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran,
saling percaya, saling pengertian, saling terbuka, sehingga keduanya merupakan
kesatuan yang bulat dan utuh. Individu yang dapat merasakan kasih sayang bukan
hanya suami atau istri atau anak-anak yang telah dewasa, melainkan bayi yang
masih merah pun telah dapat merasakan kasih sayang dari ayah dan ibunya. (hal
: 62)
Komunikasi
adalah dasar kasih sayang yang baik dalam suatu keluarga. Komunikasi antara
anak dan orang tua, pada prinsipnya anak terlahir dan terbentuk sebagai hasil
curahan kasih sayang orang tuanya. Suatu hubungan yang harmonis akan terjadi
bila hal itu terjadi secara timbal balik antara orang tua dan anak. (hal :
62 – 63)
Kurangnya
perhatian dan kasih sayang dalam kehidupan keluarga menyebabkan seseorang
menjadi morfinis, keberandalan remaja, frustasi, dan sebagainya, Adanya kasih
sayang ini, mempengaruhi kehidupan si anak dalam masyarakat, menyebabkan kasih
sayangnya bermacam-macam demikian pula sebaliknya. (hal : 63)
Dari
cara pemberian cinta kasih ini dapat dibedakan (hal : 63) :
1. Orang
tua bersifat aktif, si anak bersifat pasif
Dalam
hal ini orang tua memberikan kasih sayang terhadap anaknya baik berupa mora-materiil
dengan sebanyak-banyaknya, dan si anak menerima saja.
2. Orang tua bersifat pasif, si anak bersifat
aktif
Dalam
hal ini si anak berlebih-lebihan memberikan kasih sayang terhadap orang tuanya,
orang tua tidak memberikan perhatian apa yang diperbuat si anak.
3. Orang
tua bersifat pasif, si anak bersifat pasif
Di
sini jelas bahwa masing-masing membawa hidupnya, tingkah lakunya
sendiri-sendiri tanpa saling memperhatikan
4. Orang tua bersifat aktif, si anak bersifat
aktif
Dalam
hal ini orang tua dan anak saling memberikan kasih sayang dengan
sebanyak-banyaknya, sehingga hubungan antara orang tua dan anak saling
menghargai dan saling membutuhkan
D.
Kemesraan
Kemesraan
berasal dari kata dasar mesra, yang artinya perasaan simpati yang akrab.
Kemesraan ialah hubungan yang akrab baik antara pria wanita yang sedang dimabuk
asmara maupun yang sudah berumah tangga. Kemesraan pada dasarnya merupakan
perwujudan kasih sayang yang mendalam.
Filsuf Rusia, Salovjef dalam bukunya makna kasih mengatakan “jika
seorang pemuda jatuh cinta pada seseorang gadis secara serius, ia terlempar ke
luar dari cinta diri. Ia mulai hidup untuk orang lain”.
Kemampuan
mencinta memberi nilai hidup kita, dan menjadi ukuran terpenting dalam
menentukan apakah kita maju atau tidak dalam evolusi kita. Dari uraian tersebut
terlihat betapa agung dan sucinya cinta itu. Bila seseorang mengobral cinta,
maka orang itu merusak nilai cinta, yang berarti menurunkan martabat dirinya
sendiri. (hal : 68)
E.
Belas Kasihan
Belas kasihan, berbeda dengan semua cinta dan kasih
yang lainya, belas kasihan adalah cinta yang tidak berpatokan pada fisiknya,
hartanya, atau intelegensinya. Melainkan lebih kepada hal yang lebih ke arah hal yang
kurang baik sedang terjadi, misalnya teman kita sedang sakit dan masyarakat yang
kurang mampu untuk mengambil pendidikan nah di sinilah belas kasihan itu hadir.
(hal
: 73)
Penutup
Kesimpulan
Pada intinya manusia dan cinta kasih
sangat berhubungan dengan erat. Cinta dan kasih juga memiliki pengertian yang
berbeda, cinta berarti rasa yang mendalam pada hati manusia, sedangkan kasih
berarti rasa yang dikeluarkan yang ditujukan untuk sesorang. Cinta manusia itu
ikhlas yang berarti didapat dari hati yang terdalam juga karena rasa kasih
sayang yang diberikan untuk seseorang yang dicintainya. Cinta terjadi juga tak
terkira, tidak didasarkan pada apapun. Cinta dapat berubah keindahan, juga
dapat berubah menjadi sesuatu yang menyakitkan.
Daftar Pustaka
Nugroho Widyo,
Achmad Muchji. 1996. MKDU : ILMU BUDAYA
DASAR. Depok : Universitas Gunadarma
Resume Manusia dan Cinta Kasih dapat diunduh di bawah ini :
Komentar
Posting Komentar